BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mencapai
tujuan yang telah di tetapkan organisasi dakwah harus di gerakkan dengan suatu
kegiatan yang dinamis yang disebut manajemen dakwah (managemen ).
Manajemen
adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumberdaya bagi tercapainya tujuan
organisasi secara efektif.manusia adalah faktor terpenting dalam menejemen,karena
pada dasarnya manajemen dilakukan oleh,untuk,dan dengan manusia.oleh karena itu
tidak salah bila dikatakan bahwa manajemen itu adalah proses sosial yang mengatasi
segalanaya.
Manajemen,baik
sebagai ilmu (science),maupun sebagai seni (art) pada mulanya tumbuh dan
berkembang dikalangan dunia industry dan perusahaan ( business ).akan tetapi
dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat diperlukan dan bermanfaat bagi
setiap usaha dalam berbagai lapangan.pada zaman modern sekarang ini boleh
dikatakan tidak ada suatu usaha kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan
tertentu yang tidak menggunakan menejemen maka usaha dakwah yang lebih luas dan
complicated dibandingkan dengan kegiatan business,tentulah tidak dapat berjalan
secara efektif dan efisien,apabila tidak disertai dengan manajemen.dengan
demikian penggunakan prinsip – prinsip manajemen dalam proses penyelenggaraan
da’wah adalah merupakan conditio sine kuanon.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengetian
Manajemen Dakwah
suatu
manajenen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya
yang dirumuskan menjadi 6M:Men (Manusia),Money (Uang),Material
(Barang),Machine (Mesin),Methot (Metode),Market (Pasar) untuk tercapainya
tujuan.keseluruhan sumberdaya itu disebut unsur - unsur manajemen yang
harus di kooardinasikan oleh pimpinan lembaga da’wah secara berimbang
untuk mencapai tujuan.
Definisi
yang memberi gambaran tentang proses pelaksanaan manajemen di rumuskan oleh
G.R.Terry bahwa:
Manajemen ialah proses
yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan
pengawasan yang di lakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah di
tetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.[1]
B. Kemampuan
Manajemen
Pimpinan
da’wah harus memiliki kemampuan, kecakapan, ketrampilan atau keahlian memimpin
dan menggerakkan orang orang yang ada di bawah pimpinannya untuk melaksanakan
kegiatan kegiatan untuk pencapaian tujuan da’wah yang telah di
tentukan.kemampuan atau keahlian itu di sebut dengan istilah managerial skill.
Kemampuan atau keahlian manajemen itu secara terperinci dapat di
klasifikasikan kedalam kemampuan atau keahlian sebagai berikut:
1. Melihat
kedepan,menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan tindakan da’wah
yang akan dilaksanakan pada waktu – waktu yang akan datang dalam rangka
mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
2. Mengelompokkan
tindakan – tindakan da’wah dalam kesatuan kesatuan tertentu,menempatkan para
pelaksana yang kompeten pada kesatuan kesatuan tersebut serta memberikan
wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.
3. Menggerakkan
para pelaksana da’wah untuk segera melaksanakan kegiatan kegiatan yang telah di
tentukan.
4. Mengusahakan
agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, intruksi,
petunjuk, pedoman dan ketentuan – ketentuan lain yang telah diberikan
sebelumnya.[2]
Keempat
kelompok kemampuan atau keahlian di atas oleh para ahli manajemen disebut
sebagai fungsi manajemen yang secara berurutan masing – masing dinama kan
fungsi:
1) Perencanaan.
2) Pengorganisasian.
3) Penggerakkan
4) pengendalian[3]
C.
Tujuan Organisasi Dan Fungsi
Manajemen Dakwah
Pada tahun 1916 henri fayon
indusruawan prancis sebagai pelopor pendekatan fungsional mengemukakan lima
fungsi manajemen sekaligus menandai urutan prises pelaksanaan manajemen yaitu :
planning ( perencanaan ), organizing ( pengorganisasian), command ( perintah ),
coordination ( koordinaasi ) dan control ( pengawasan ).lima fungsi ini menjadi
fungsi penentu dalam pelaksanan manajemen tanpa memandang apapun yang menjadi
tujuan organisasi.
Selanjutnya pendapat henrifayon
tersebut diatas telah di kembangkan oleh para pakar manajemen menjadi delapan
fungsi yaitu :
a)
Planning ( perencananan ) sebagai
formulasi tindakan masa mendatang di arahkan kepada tujuan yang akan di capai
oleh organisasi.
b)
Decision making ( pengambilan
keputusan ) sebagai langkah manajer secara bijaksana untuk memilih dari
berbagai alternative tindakan yang mungkin dapat di tempuh.
c)
Organizing ( pengorganisasian )
sebagai upaya mempertimbangkan tentang susunan organisasi, pembagian
pekerjaan,prosedur pelaksanaan,pembagian tanggung jawab dan lain – lain yang
apabila di kerjakan secara bersama – sama akan menjamin efesiensi penggunaan
tenaga kerja.
d)
Staffing ( penyusunan staf )yaitu
dimulai dari recruitment,penempatan dan pelatihan untuk mengembangkan tenaga
kerja bagi kemampuan organisasi.
e)
Communicating ( komunikasi ) yaitu
kegiatan manajer berkomunikasi dengan
semua unsur dalam organisasi sehinga perintah dan arus informasi serta umpan
balik dapat berjalan dengan lancer sebagai mana di harapkan.
f)
Motivating ( memotivasi ) yaitu
memberikan dorongan semangat ( motivasi ) kepada para pekerja untuk mencapai
tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta
memberikan penghargaan.
g)
Leading ( memimpin ) yaitu memimpin
dengan penuh inspirasi sehingga manajemen tanggap dan mampu menyelesaikan dengan tuntutan keadaan.
h)
Controlling ( pengawasan ) yaitu
apabila manajer membandingkan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan
berarti ia ada di jalur pengawasan yang benar.deviasi yang terjadi harus
menjadi bahan penyusunan perencanaan mendatang.
Pada masa
akhir ini terdapat dua macam pendekatan terhadap manajemen sebagai objek studi:
pertama, pendekatan berdasarkan fungsi,yaitu managerial function (
fungsi manajemen ) seperti yang telah diuraikan terdahulu yang di mulai
pada permulaan abad ini,dan kedua pendekatan peranan,yaitu managerial
role ( peranan manajemen ) yang timbul pada masa belakangan.
Tujuan
manajemen dakwah ialah sasaran dakwah yang ingin dicapai yang dirumuskan secara
pasti dan menjadi arah dari segenap tindakan
yang dilakukan pimpinan.
Tujuan
manajemen ialah sasaran dakwah yang ingin di capai yang di rumuskan secara pasti
dan menjadi arah dari segenap tindakan yang di lakukan pimpinan. Tujuan
manajemen tersebut di wujudkan dalam bentuk target atau sasaran konkrit yang di
harapkan dan di perjuangkan untuk di capai.untuk mencapai tujuan tersebut di
perlukan tindakan kolektif dalam bentuk kerjasama,sehingga masing masing
anggota organisasi itu memberikan andil dan sumbangan menurut fungsi dan tugas
masing – masing.[4]
BAB III
KESIMPULAN
Proses da’wah
islam yang aktifitasnya meliputi segenap segi atau bidang kehidupan serta
sangat kompleks persoalan persoalan yang di hadapinya,akan dapat berjalan
secara efektif dan efesien apabila dalam penyelenggaraannya senantiasa mempergunakan
dan memanfaatkan prinsip – prinsip yang dikemukakan oleh ilmu majnajemen.
Ilmu manajemen
yang pada mulanya tumbuh dan dan berkembang di dunia perusahaan ( bisiness )
dan industri,mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi proses dakwah
islam.
Dalam
pemanfaatan dan penerapan prinsip – prinsip manajemen dalam proses da’wah
islam,meskipun pendekatan dilakukan dari segi pandangan ilmu manajemen,namun
haruslah tetap di landaskan pada prinsip – prinsip da’wah.sebab sesuai dengan
ajaran yang di dakwahkan dan contoh teladan yang telah diberikan oleh rosul
allah Muhammad SAW,dakwah punya karakteristik atau watak tersendiri.
DAFTAR PUSTAKA
G.r,terry,principe of
management,terjemahan winardi,”azaz-azaz management” penerbit
alumni,bandung,1970
Muchtarom
zaini,1996,dasar – dasar manajemen da’wah,Yogyakarta, al-amin dan ikfa
Rosyad saleh,abd,1977,manajemen
da’wah islam,Jakarta : bulan bintang
[1] Drs.H.Zaini muchtarom,MA.dasar-dasar manajemen da’wah penerbit
al-amin dan IKFA hal.37
[2] Drs.ABD.rosyad shaleh.manajemen da’wah islam ,penerbit bulan
bintang, hal 43,44,45,46.
[3] G.r,terry,principe of management,terjemahan winardi,”azaz-azaz
management” penerbit alumni,bandung,1970,halaman 25,26,27.
[4] Ibid hal.39,39,41