Alfabeto: 0-9 A B C D E F G H I J K L M N Ñ O P Q R S T U V W X Y Z
 

Minggu, 31 Maret 2013

MENEJEMEN DA"WAH


BAB I
PENDAHULUAN
Untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan organisasi dakwah harus di gerakkan dengan suatu kegiatan yang dinamis yang disebut manajemen dakwah (managemen ).
Manajemen adalah aktifitas untuk mengatur kegunaan sumberdaya bagi tercapainya tujuan organisasi secara efektif.manusia adalah faktor terpenting dalam menejemen,karena pada dasarnya manajemen dilakukan oleh,untuk,dan dengan manusia.oleh karena itu tidak salah bila dikatakan bahwa manajemen itu adalah proses sosial yang mengatasi segalanaya.
Manajemen,baik sebagai ilmu (science),maupun sebagai seni (art) pada mulanya tumbuh dan berkembang dikalangan dunia industry dan perusahaan ( business ).akan tetapi dalam perkembangan selanjutnya ternyata sangat diperlukan dan bermanfaat bagi setiap usaha dalam berbagai lapangan.pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak menggunakan menejemen maka usaha dakwah yang lebih luas dan complicated dibandingkan dengan kegiatan business,tentulah tidak dapat berjalan secara efektif dan efisien,apabila tidak disertai dengan manajemen.dengan demikian penggunakan prinsip – prinsip manajemen dalam proses penyelenggaraan da’wah adalah merupakan conditio sine kuanon.

BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengetian Manajemen Dakwah
suatu manajenen dilaksanakan dengan mengatur dan mengarahkan berbagai sumber daya yang dirumuskan menjadi 6M:Men (Manusia),Money (Uang),Material (Barang),Machine (Mesin),Methot (Metode),Market (Pasar) untuk tercapainya tujuan.keseluruhan sumberdaya itu disebut unsur - unsur manajemen yang harus di kooardinasikan oleh pimpinan lembaga da’wah secara berimbang untuk  mencapai tujuan.
Definisi yang memberi gambaran tentang proses pelaksanaan manajemen di rumuskan oleh G.R.Terry bahwa:
Manajemen ialah proses yang khas terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan yang di lakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.[1]
B.    Kemampuan Manajemen
Pimpinan da’wah harus memiliki kemampuan, kecakapan, ketrampilan atau keahlian memimpin dan menggerakkan orang orang yang ada di bawah pimpinannya untuk melaksanakan kegiatan kegiatan untuk pencapaian tujuan da’wah yang telah di tentukan.kemampuan atau keahlian itu di sebut dengan istilah managerial skill.
Kemampuan atau keahlian manajemen itu secara terperinci dapat di klasifikasikan kedalam kemampuan atau keahlian sebagai berikut:
1.     Melihat kedepan,menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan tindakan tindakan da’wah yang akan dilaksanakan pada waktu – waktu yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah di tetapkan.
2.     Mengelompokkan tindakan – tindakan da’wah dalam kesatuan kesatuan tertentu,menempatkan para pelaksana yang kompeten pada kesatuan kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di antara mereka.
3.     Menggerakkan para pelaksana da’wah untuk segera melaksanakan kegiatan kegiatan yang telah di tentukan.
4.     Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa sesuai dengan rencana, intruksi, petunjuk, pedoman dan ketentuan – ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya.[2]
Keempat kelompok kemampuan atau keahlian di atas oleh para ahli manajemen disebut sebagai fungsi manajemen yang secara berurutan masing – masing dinama kan fungsi:
1)    Perencanaan.
2)    Pengorganisasian.
3)    Penggerakkan
4)    pengendalian[3]
C.            Tujuan Organisasi Dan Fungsi Manajemen Dakwah
Pada tahun 1916 henri fayon indusruawan prancis sebagai pelopor pendekatan fungsional mengemukakan lima fungsi manajemen sekaligus menandai urutan prises pelaksanaan manajemen yaitu : planning ( perencanaan ), organizing ( pengorganisasian), command ( perintah ), coordination ( koordinaasi ) dan control ( pengawasan ).lima fungsi ini menjadi fungsi penentu dalam pelaksanan manajemen tanpa memandang apapun yang menjadi tujuan organisasi.
Selanjutnya pendapat henrifayon tersebut diatas telah di kembangkan oleh para pakar manajemen menjadi delapan fungsi yaitu :
a)            Planning ( perencananan ) sebagai formulasi tindakan masa mendatang di arahkan kepada tujuan yang akan di capai oleh organisasi.
b)           Decision making ( pengambilan keputusan ) sebagai langkah manajer secara bijaksana untuk memilih dari berbagai alternative tindakan yang mungkin dapat di tempuh.
c)            Organizing ( pengorganisasian ) sebagai upaya mempertimbangkan tentang susunan organisasi, pembagian pekerjaan,prosedur pelaksanaan,pembagian tanggung jawab dan lain – lain yang apabila di kerjakan secara bersama – sama akan menjamin efesiensi penggunaan tenaga kerja.
d)           Staffing ( penyusunan staf )yaitu dimulai dari recruitment,penempatan dan pelatihan untuk mengembangkan tenaga kerja bagi kemampuan organisasi.
e)            Communicating ( komunikasi ) yaitu kegiatan manajer  berkomunikasi dengan semua unsur dalam organisasi sehinga perintah dan arus informasi serta umpan balik dapat berjalan dengan lancer sebagai mana di harapkan.
f)             Motivating ( memotivasi ) yaitu memberikan dorongan semangat ( motivasi ) kepada para pekerja untuk mencapai tujuan bersama dengan cara memenuhi kebutuhan dan harapan mereka serta memberikan penghargaan.
g)            Leading ( memimpin ) yaitu memimpin dengan penuh inspirasi sehingga manajemen tanggap dan  mampu menyelesaikan dengan tuntutan keadaan.
h)           Controlling ( pengawasan ) yaitu apabila manajer membandingkan antara hasil nyata dengan hasil yang diharapkan berarti ia ada di jalur pengawasan yang benar.deviasi yang terjadi harus menjadi bahan penyusunan perencanaan mendatang.
Pada masa akhir ini terdapat dua macam pendekatan terhadap manajemen sebagai objek studi: pertama, pendekatan berdasarkan fungsi,yaitu managerial function ( fungsi manajemen ) seperti yang telah diuraikan terdahulu yang di mulai pada permulaan abad ini,dan kedua pendekatan peranan,yaitu managerial role ( peranan manajemen ) yang timbul pada masa belakangan.
Tujuan manajemen dakwah ialah sasaran dakwah yang ingin dicapai yang dirumuskan secara pasti dan menjadi arah dari segenap tindakan  yang dilakukan pimpinan.
Tujuan manajemen ialah sasaran dakwah yang ingin di capai yang di rumuskan secara pasti dan menjadi arah dari segenap tindakan yang di lakukan pimpinan. Tujuan manajemen tersebut di wujudkan dalam bentuk target atau sasaran konkrit yang di harapkan dan di perjuangkan untuk di capai.untuk mencapai tujuan tersebut di perlukan tindakan kolektif dalam bentuk kerjasama,sehingga masing masing anggota organisasi itu memberikan andil dan sumbangan menurut fungsi dan tugas masing – masing.[4]













BAB III
KESIMPULAN
Proses da’wah islam yang aktifitasnya meliputi segenap segi atau bidang kehidupan serta sangat kompleks persoalan persoalan yang di hadapinya,akan dapat berjalan secara efektif dan efesien apabila dalam penyelenggaraannya senantiasa mempergunakan dan memanfaatkan prinsip – prinsip yang dikemukakan oleh ilmu majnajemen.
Ilmu manajemen yang pada mulanya tumbuh dan dan berkembang di dunia perusahaan ( bisiness ) dan industri,mempunyai arti dan peranan yang sangat penting bagi proses dakwah islam.
Dalam pemanfaatan dan penerapan prinsip – prinsip manajemen dalam proses da’wah islam,meskipun pendekatan dilakukan dari segi pandangan ilmu manajemen,namun haruslah tetap di landaskan pada prinsip – prinsip da’wah.sebab sesuai dengan ajaran yang di dakwahkan dan contoh teladan yang telah diberikan oleh rosul allah Muhammad SAW,dakwah punya karakteristik atau watak tersendiri.







DAFTAR PUSTAKA

G.r,terry,principe of management,terjemahan winardi,”azaz-azaz management” penerbit alumni,bandung,1970
Muchtarom zaini,1996,dasar – dasar manajemen da’wah,Yogyakarta, al-amin dan ikfa
Rosyad saleh,abd,1977,manajemen da’wah islam,Jakarta : bulan bintang




[1] Drs.H.Zaini muchtarom,MA.dasar-dasar manajemen da’wah penerbit al-amin dan IKFA hal.37
[2] Drs.ABD.rosyad shaleh.manajemen da’wah islam ,penerbit bulan bintang, hal 43,44,45,46.
[3] G.r,terry,principe of management,terjemahan winardi,”azaz-azaz management” penerbit alumni,bandung,1970,halaman 25,26,27.
[4] Ibid hal.39,39,41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar